Rabu, 20 Mei 2009

asmaul husna

Bismillahirahmanirr ahim
Assalamu'alaikum

Pada dasarnya otak bekerja SELALU dengan cara MEMBANDINGKAN. Kalau ada orang lewat dengan tinggi 180 cm pasti kita mengatakan bahwa orang itu tinggi sekali, kenapa? Karena rata-rata orang Indonesia mempunyai tinggi 160-170 cm sehingga dalam memori otak tersimpan bahwa tinggi normal adalah 170 cm. Kita mengatakan pohon yang tinggi karena secara tidak sadar kita bandingkan dengan tinggi badan kita. Kita bisa mengatakan warna merah karena ada warna kuning, hitam atau lainnya. Seorang balita yang belajar tentang kehidupan ini akan cepat menghapal dari pada logikanya karena di dalam otaknya belum cukup memori untuk dibandingkan setiap kejadian yang dia hadapi. Sehingga dibilang anak itu hapal tapi belum "ngeh".

Di dalam Islam selalu diajarkan untuk berhati-hati mengenai lingkungan pergaulan kita atau shibgah (celupan) karena hal itu yang akan terekam dalam memory otak kita. Secara sederhana Rasulullah mengatakan bahwa otak anak kecil seperti kertas putih yang siap ditulisi atau diisi dengan sesuatu.

Hal ini juga yang sebenarnya hikmah besar jika kita sering menyebut Nama Allah (Asmaul Husna). Nama itu sebenarnya sifat manusia juga hanya SATU yang membedakan yaitu MAHA.

Jika kita merasa orang yang pemaaaf ada Dzat yang MAHA PEMAAF
Jika kita merasa orang pemberi ada Dzat yang MAHA PEMBERI
Jika kita merasa suka menghitung ada Dzat yang MAHA PENGHITUNG
Dan seterusnya ... sampai 99 Nama.

Jika kita menghadapi seseorang yang terhijab oleh pikiran atau mungkin diri kita sendiri, cobalah untuk segera menyadari sebenarnya pikiran dia atau kita SEDANG DIBANDINGKAN DENGAN APA? Kalau sudah ketemu ubahlah PEMBANDING itu, kalau PEMBANDING itu belum ada dalam memori otaknya cobalah untuk mengisinya.
Sebaik-baiknya pembanding pikiran adalah ASMAUL HUSNA.

Salam

Tidak ada komentar: